Jumat, Februari 29, 2008

berharga 300 milyar lho!



Berharga 300 Milyar Lho!


Dalam terbitan Tempo edisi yang lalu, diberitakan pesta perkawinan putri seorang konglomerat Indonesia yang resepsinya dilangsungkan disebuah hotel mewah di Singapura. Konglomerat Indonesia lainnya juga hadir dalam acara itu, bahkan ada yang menggunakan pesawat jet pribadi segala. Jika aset tamu yang hadir dalam pesta itu ditotal maka akan menghasilkan nilai aset US$ 1.000.000.000.000 (satu triliyun US$) atau Rp. 9.000.000.000.000.000 (sembilan ribu triliyun rupiah). Sebuah pesta perkawinan yang sangat mewah seperti yang digambarkan lebih hiperbolik lagi oleh Tempo.


Yang lebih mencengangkan lagi adalah sebuah kalung berlian 100 karat senilai US$ 35.000.000 atau Rp. 300.000.000.000 (tiga ratus miliar) yang dipakai oleh ibu mempelai putri. Sungguh perhiasan yang teramat mahal. Tentulah sah saja, beliau memakai kalung itu, toh beliau mampu dan bisa beli. Tetapi juga sah juga dong, kalau saya membayangkan kalung “setan” itu.


Terbayang terdapat seorang perempuan yang mengantungkan 1200 unit mobil kijang Innova di lehernya atau menggantungkan 30.000 sepeda motor Supra X di lehernya atau menggantungkan 300.000 gerobak bakmi/bakso/nasi goreng di lehernya yang jenjang. Waduh…. sungguh nilai yang teramat besar.


Saya jadi ingat tentang “Agama” Publik-nya Ulil (lihat artikel “agama” publik-nya Ulil), tambah terang terbaca (jelas lengo gas) bahwa norma dan etika publik telah menjauh dari diri kita. Norma dan etika menjadi terbenam dan gelap dan saya yakin tidak akan terbitlah terang.


Emak saya yang tak beritahu tentang kalung “setan” itu, malah beliau mengatakan “lha laopo ngurusi donyane uwong, ngitung rejekine wong liyo iku ora oleh, nggarai iri drengki” (mengapa harus mengurus harta-nya orang, menghitung rejeki orang lain itu tidak boleh karena akan membuat munculnya sifat iri dan dengki). Nggih sampun!

Tidak ada komentar: