Selasa, Mei 06, 2008

siapa gak takut... bensin mau naik


Siapa Gak Takut .... Bensin Mau Naik

Sudah hampir dipastikan kita akan "menikmati" kenaikan harga BBM lagi. Sebuah keputusan yang diambil untuk menyelamatkan anggaran negara dan "mengabaikan" derita warga negara. Saat ini memang keadaan ekonomi dunia (juga Indonesia) yang lagi terkena "demam" yang bermula dari krisis yang terjadi di Amerika Serikat yang diakibatkan oleh efek suprime mortgage. Sehingga Lik Sipan (tetangga saya) yang tidak paham baca tulis harus ikut juga menanggung krisis suprime mortgage ini. Waduh ....

Jika kita membaca apa yang disampaikan oleh media, kita bisa membayangkan betapa sulit-nya situasi ini harus diurai oleh pemimpin kita. Presiden SBY jauh hari sudah berjanji untuk tidak menaikkan BBM lagi sebelum 2009, dan hari-hari terakhir ini beliau mengatakan "kenaikan BBM adalah pilihan terakhir" dan puncak-nya kemarin ia mengatakan BBM akan dinaikkan. Sudag tidak ada upaya lagi yang bisa dilakukan selain menaikkan harga BBM. Tinggal kita menunggu seberapa besar kenaikan-nya dan kapan timing kenaikannya.

Ketika kita membaca analis politik Kompas hari ini yang ditulis oleh Eep S Fatah, kita mendapatkan sebuah "ironi satir" yang dikemukakan Eep. Keraguan SBY pada awal-nya untuk menaikkan BBM diduga merupakan sebuah phobia terhadap popularitas politik SBY. Keputusan menaikkan BBM adalah keputusan yang tidak populer bagi rakyat kebanyakan. Sehingga alternatif yang harus diambil adalah "selamatkan diri sendiri" atau "selamatkan ekonomi Indonesia". Dan tampak-nya SBY memilih pilihan terakhir meskipun keputusan ini merupakan virus yang akan menggerogoti ketahanan SBY untuk mempertahankan jabatannya di tahun 2009.

Saat ini, biaya untuk transportasi sudah begitu mendominasi pengeluaran rumah tangga keluarga Indonesia. Nanti apalagi setelah BBM naik, biaya transportasi malah akan meng-okupasi kebutuhan-kebutuhan hidup yang lain. Belum lagi multiplier effect yang akan diakibatkan oleh kenaikan BBM ini. Dalam tataran praktis, yang paling mudah atau fleksibel untuk diutak-atik adalah kebutuhan akan makan. Akan terjadi penurunan "kualitas" lauk pauk yang terhidang di meja makan. Biasanya rawon daging sekarang menjadi rawon "manisah", ikan bandeng jadi mendhol dan lain sebagainya.

Jadi siapa yang gak takut bensin naik??? Terbayang si Alam akan bertanya "mana daging-nya?, kok mendhol lagi, manisah lagi". Pecas Ndahe!!!

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Cak Su Apa kabar..Seneng ada orang yang menyebut mendol lagi. Kayaknya sudah belasan tahun gak makan mendol lagi. Kangeeeen rasane.

Cak Su...bensin naik coba deh LPG. sampeyan dolan ke http://mobillpg.blogspot.com