Senin, Juni 02, 2008

keramahan yang telah punah


Keramahan Yang Telah Punah

Front Pembela Islam(FPI) kembali membuat ulah dengan melakukan penyerangan terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) saat 1 Juni kemarin. Penyerangan ini tidak hanya “berhasil” mencederai orang-orang yang tergabung dalam AKKBB tetapi juga mencederai kebebasan dalam demokrasi yang dijamin oleh konstitusi kita. Sungguh sangat disayangkan kejadian seperti ini harus selalu berulang lagi.

Keberingasan yang berbalut agama ini telah menebalkan stigma yang masih diyakini oleh sebagian masyarakat bahwa Islam adalah agama yang “garang” dan FPI-lah yang seringkali mengukuhkan stigma ini. Penyerangan dan sweeping yang dilakukan saat-saat menjelang bulan Ramadhan dan aksi reaktif-destruktif-nya yang lain seperti penyerbuan kantor majalah Play Boy Indonesia dan lain-lain.

Ketika kejadian seperti ini kembali terulang, timbul pertanyaan dimanakah polisi selama ini? Bahkan saat kejadian penyerangan FPI kemarin polisi tidak melakukan penangkapan terhadap penyerang dan bahkan menyalahkan pihak AKKBB dengan mengatakan bahwa AKKBB tidak melakukan koordinasi dengan polisi. Dalam konteks ini dengan perspektif hukum apapun penyerangan yang dilakukan oleh FPI adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.

Presiden SBY dalam jumpa pers mengatakan “Negara tidak boleh kalah dengan perilaku kekerasan. Negara harus menegakkan tatanan yang berlaku untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia”. Sebuah pernyataan yang menarik dan akan menjadi lebih manarik dan bermakna jika pernyataan itu mampu menemukan implementasi yang tepat dan tegas. Jika ini tidak menemukan implementasi maka kita akan mendapati negara kita sebagai negara yang kalah dengan perilaku kekerasan dan akan terjadi hegemoni kebenaran yang menyesatkan.

Dalam perspektif lain, aksi anarkisme yang selalu mewarnai kehidupan di negara kita dan “ironisnya” selalu mendapat tempat yang layak disisi media massa telah menunjukkan bahwa tidak terlalu salah jika saya mengatakan bahwa keramah-tamahan yang menjadi ikon yang hidup negara kita telah punah. Keramahan itu telah tiada, atau mungkin memang tidak pernah ada dan semua itu hanyalah mitos….

Tidak ada komentar: